PADA PAGI Misa, Tuhan mula berbicara kepada saya tentang "detasemen" ...
Keterikatan terhadap benda, orang, atau idea membuat kita tidak dapat melambung tinggi seperti helang dengan Roh Kudus; ia mengaburkan jiwa kita, mencegah kita daripada mencerminkan Putra dengan sempurna; itu memenuhi hati kita dengan yang lain, bukan dengan Tuhan.
Oleh itu, Tuhan menghendaki kita terlepas dari segala keinginan yang tidak masuk akal, bukan untuk menjaga kita dari kesenangan, tetapi untuk memikat kita dalam kegembiraan syurga.
Saya juga memahami dengan lebih jelas bagaimana Salib adalah satu-satunya Jalan bagi orang Kristian. Terdapat banyak saguhati di awal perjalanan orang Kristian yang tulus - "bulan madu", untuk dibahas. Tetapi jika seseorang ingin maju ke dalam kehidupan yang lebih dalam menuju kesatuan dengan Tuhan, ia memerlukan penolakan diri - pelukan penderitaan dan penolakan diri (kita semua menderita, tetapi apa bezanya ketika kita membiarkannya membunuh kehendak diri sendiri) ).
Bukankah Kristus sudah mengatakan ini?
Unless a grain of what falls to the ground and dies, it remains just a grain of wheat; but if it dies, it produces much fruit.
–Yohn 12: 24
Kecuali orang Kristian merangkul salib kehidupan, dia akan tetap bayi. Tetapi jika dia mati untuk dirinya sendiri, dia akan menghasilkan banyak buah. Dia akan tumbuh menjadi tinggi Kristus.